Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga. Berbagai komoditas sayuran dapat ditanam dan dikembangkan di pekarangan. Tidak hanya sebagai sumber pangan untuk memenuhi gizi keluarga, pekarangan juga diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan yang dapat menambah kesejahteraan keluarga. Namun, jika ingin mendapatkan keuntungan lebih cepat, maka dapat melakukan budi daya tanaman yang cepat panen. Dibutuhkan pemilihan bibit yang berkualitas, penanaman dan pemeliharaan yang tepat, hingga akhirnya tiba saatnya panen.
Pekarangan rumah merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang berada di depan, samping, maupun belakang rumah. Optimasi lahan pekarangan dapat dilakukan dengan bertanam berbagai komoditas untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Berikut adalah beberapa jenis tanaman yang cepat panen dan mudah untuk dibudidayakan:
Kangkung
Kangkung banyak mengandung pro-vitamin A. Benih kangkung dapat berasal dari stek atau biji. Saat ini benih kangkung mudah diperoleh di pasaran. Untuk pekarangan sempit, kangkung dapat ditanam di dalam polybag, pot atau dengan vertikultur. Pada pekarangan luas, kangkung dapat ditanam langsung.
Penanaman kangkung dalam polybag, pot atau dengan vertikultur menggunakan campuran media tanah, pupuk kandang, dan sekam/arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Benih kangkung ditebar di atas media, lalu tutup tipis dengan tanah, kemudian disiram.
Untuk penanaman kangkung langsung di bedengan, tanah dicangkul sedalam 30 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2. Ratakan tanah, kemudian buat bedengan pertanaman dengan lebar 60 cm atau 1 m. Buat lubang-lubang tanam dengan jarak 20 cm antar barisan dan 20 cm antara tanaman. Tiap lubang diberi 2–7 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan dengan zig-zag atau sistem garitan (baris).
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan menjaga ketersediaan air melalui penyiraman pada pagi dan sore hari (jika tidak hujan) serta menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit. Setelah berumur 60 hari, tanaman dapat dipanen dengan cara memangkas atau mencabut langsung semua tanaman.
Bayam
Bayam banyak mengandung vitamin dan mineral. Terdapat dua jenis bayam yang biasa dikonsumsi, yaitu bayam hijau dan bayam merah. Benih bayam dikembangbiakkan melalui biji. Beberapa varietas yang dianjurkan, di antaranya Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok, dan Cimangkok.
Kebutuhan air tanaman perlu diperhatikan. Sampai dengan umur 7 hari, tanaman memerlukan air sebanyak 4 liter/m2 per hari, menjelang dewasa sekitar 8 liter air/m2 per hari.. Hama yang sering menyerang tanaman bayam, di antaranya ulat daun, kutu daun, pengorok daun, dan belalang. Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanis dengan menangkap langsung hama yang menyerang. Apabila harus menggunakan insektisida, gunakan insektisida biologi atau insektisida nabati.
Pada pekarangan sempit, bayam bisa ditanam dalam polybag, pot atau dengan vertikultur. Media yang digunakan adalah campuran media tanah, pupuk kandang, dan sekam/arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditebar di atas media, lalu tutup tipis dengan tanah, kemudian disiram.
Untuk penanaman bayam langsung di bedengan, cangkul tanah sedalam 20-30 cm, dan diberi pupuk kandang sebanyak 1 kg/10 m2. Ratakan tanah, kemudian buat bedengan per tanaman dengan lebar 60 cm atau 1 m. Pupuk yang diberikan, yaitu 30 gram urea, 20 gram TSP, dan 10 gram KCl untuk setiap m2 lahan. Sebar benih secara merata di atas permukaan bedengan, lalu tutup tipis dengan tanah. Tiap lubang diberi 2–7 biji bayam. Sistem penanaman dilakukan dengan zig-zag atau sistem garitan (baris).
Bayam cabut biasanya dipanen pada umur antara tiga sampai empat minggu setelah tanam atau jika tingginya sudah mencapai kira-kira 20 cm. Cara panen dengan mencabut akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di sekitar atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran, tempatkan bayam yang baru dipanen pada tempat berair (merendam bagian akar).
Caisin
Caisin atau sawi merupakan salah satu jenis sayuran daun yang memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Caisin dapat tumbuh di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Tanaman caisin/sawi terdiri atas dua jenis, yaitu sawi putih dan sawi hijau. Setelah benih yang disemai berumur kurang lebih 12 hari, benih siap ditanam baik di dalam pot/polybag, vertikultur maupun ditanam langsung di bedengan. Penanaman bibit 1 tanaman per polybag. Jika ditanam dalam vertikultur atau bedengan digunakan jarak tanam sekitar 15 cm.
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan, di antaranya pengairan, pemupukan susulan, penyiangan, pembumbunan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). OPT yang biasa menyerang, yaitu ulat daun. Hama tersebut dapat dikendalikan dengan menjaga kebersihan dan dimusnahkan secara langsung. Setelah berumur kurang lebih 45 hari setelah tanam, caisin dapat dipanen.
Dengan pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan, diharapkan dapat mengurangi pengeluaran keluarga. Selain itu dapat memberikan tambahan pendapatan jika hasil yang diperoleh melebihi kebutuhan pangan keluarga. (WD 2025)
Sumber :
1. Humaedah, (2021). Beragam sayuran dari pekarangan. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP).
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/17463
2. Trisnawati, Y. (2020). Ayo membuat kebun di pekarangan. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/11583