Cabai merupakan salah satu komoditas strategis pertanian yang harganya sangat berfluktuatif dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Penanaman cabai di lahan pekarangan merupakan salah satu solusi untuk membantu penyediaan cabai untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai sumber penghasilan tambahan.
Cabai termasuk salah satu komoditas strategis yang menentukan nilai inflasi mata uang di Indonesia. Pada saat tertentu, cabai mengalami lonjakan permintaan yang luar biasa. Saat musim kemarau yang masih cukup air maka ketersediaannya menjadi berlimpah, sedangkan di musim hujan ketersediaannya menjadi sangat langka dan harganya akan membumbung tinggi. Budi daya cabai di lahan terbatas baik langsung atau pun dalam pot dapat menjadi salah satu jalan keluar mengatasi kebutuhan cabai di saat langka, terutama untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Budi Daya Cabai
Penyemaian Benih
Tempat persemaian bisa berupa polybag ukuran kecil (8 cm × 9 cm), daun pisang, baki (tray) persemaian, atau petakan tanah. Petakan tanah dibuat dengan ukuran secukupnya yang kemudian ditambahkan kompos dan diaduk hingga rata. Butiran tanah dibuat sehalus mungkin agar memudahkan perakaran menembus tanah. Buat ketebalan petakan 5–10 cm dan di atasnya dibuat larikan dengan jarak 10 cm. Benih cabai dimasukkan ke dalam larikan dengan jarak 7,5 cm, kemudian disiram dan ditutup dengan abu atau tanah. Setelah itu, tutup dengan karung goni basah selama 3–4 hari. Pertahankan karung goni agar tetap basah. Pada hari ke-4 akan muncul bibit dari permukaan tanah, barulah karung goni dapat dibuka. Sebaiknya petakan ditudungi dengan plastik transparan untuk melindungi bibit cabai yang masih kecil dari panas berlebih dan siraman air hujan langsung. Tanaman cabai siap dipindahkan ke polybag besar setelah berumur 3–4 minggu atau tanaman telah mempunyai 3–4 helai daun.
Penyiapan Media Tanam
Pilih polybag yang berukuran di atas 30 cm. Selain polybag, bisa juga digunakan pot dari plastik, semen, tanah, atau keramik, atau wadah-wadah bekas yang tidak terpakai lagi yang diberi lubang. Beberapa contoh komposisi media tanam di antaranya campuran tanah dan kompos dengan komposisi 2:1; campuran tanah, pupuk kandang, dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1; atau campuran tanah dan pupuk kandang dengan komposisi 2:1. Media tanam dibuat sehalus mungkin dengan cara mengayak. Kemudian campurkan sekitar 3 sendok NPK dalam setiap polybag. Aduk hingga campuran tersebut benar-benar rata. Lapisi bagian dalam polybag dengan sabut kelapa, pecahan genting, atau pecahan styrofoam agar air tidak menggenangi daerah perakaran tanaman.
Pemindahan Bibit
Setelah bibit dan media tanam siap, pindahkan bibit tanaman cabai dari tempat persemaian ke dalam polybag. Pemindahan bibit dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat matahari tidak terlalu terik untuk menghindari stres pada tanaman. Lakukan pemindahan bibit dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan pada perakaran tanaman. Buat lubang tanam pada polybag sedalam 5–7 cm. Apabila penyemaian dilakukan di dalam polybag atau wadah dari daun pisang, copot polybag dan daun pisang lalu masukkan bibit beserta seluruh media tanamnya ke dalam lubang tanam. Apabila persemaian dilakukan di atas petak tanah atau tray, pindahkan bibit dengan tanah yang menempel pada perakaran dan masukkan ke dalam lubang tanam.
Pemeliharaan dan Perawatan
Pupuk NPK tambahan diberikan dengan dosis satu sendok makan per polybag setiap bulan atau apabila ingin menanam cabai secara organik, semprotkan pupuk organik cair pada masa pertumbuhan daun dan buah. Tambahkan satu kepal kompos atau pupuk kandang kambing pada saat tanaman mau berbuah.
Penyiraman sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya 3 hari sekali. Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari. Bila tanaman cabai telah tumbuh sekitar 20 cm, berikan ajir bambu. Ajir ini berguna untuk menopang tanaman agar berdiri tegak. Setelah itu, tunas-tunas muda yang tumbuh di ketiak daun sebaiknya dihilangkan (dirompes). Perompesan dimulai pada hari ke-20 setelah tanam dan biasanya dilakukan tiga kali hingga terbentuk cabang. Perompesan dilakukan agar tanaman tidak tumbuh ke samping ketika batang belum terlalu kuat menopang. Dalam menanggulangi hama dan penyakit, penggunaan pestisida sebaiknya hanya dilakukan apabila tanaman terlihat terserang hama atau sakit. Apabila terlihat ada hama putih semprot dengan pestisida. Bila terlihat ada bakal ulat, dapat disemprot dengan insektisida secukupnya, dan bila terlihat jamur bisa digunakan fungisida. Gunakan pestisida yang diizinkan serta dosis dan cara aplikasi yang benar.
Pemanenan
Waktu panen terbaik adalah saat buah belum sepenuhnya berwarna merah, masih ada garis hijau. Buah seperti ini sudah masuk bobot yang optimal dan bisa bertahan hingga 2–3 hari sebelum terjual oleh pedagang di pasar. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun kering dan hindari memanen pada malam dan siang hari.
Optimasi lahan pekarangan dengan bertanam cabai diharapkan dapat mengurangi pengeluaran keluarga dan bisa menjadi usaha sampingan yang menguntungkan. (WD 2025)
Sumber:
1. Ikrarwati, et al. (2018). Budidaya Cabe di Perkotaan: Sebuah Panduan Teknis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/873
2. Tim Pustaka. (2017). Budi Daya Cabai di Lahan Pertanian & Perkotaan. IAARD Press. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6120
3. Tresnawati, T. , Muharam, A. (2021). Budidaya Cabai Merah dan Bawang Merah. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/17459