Lahan rawa memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Untuk itu pengelolaan lahan perlu dilakukan pada lahan rawa agar sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan dibudidayakan. Salah satu bentuk penataan lahan tersebut adalah sistem surjan. Dengan sistem surjan, lahan dapat dioptimalkan dengan menanam berbagai jenis tanaman, mengantisipasi kerugian apabila terjadi kegagalan dalam pertanaman padi, dan meningkatkan pendapatan petani melalui diversifikasi tanaman.
Surjan merupakan sebuah sistem pertanian di lahan rawa yang memadukan antara sistem sawah dengan sistem tegalan. Dalam sistem surjan, pemanfaatan lahan dilakukan secara multiguna dengan menanam berbagai komoditas, sehingga usaha tani menghasilkan beragam produk. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan petani dan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.
Penataan lahan rawa pasang surut dengan sistem surjan bertujuan, antara lain mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan dan air; menganekaragamkan usaha tani komoditas dan produknya; dan mengantisipasi kerugian apabila terjadi kegagalan panen dari salah satu tanaman. Selain itu, meningkatkan pendapatan petani melalui diversifikasi tanaman dan efisiensi usaha tani.
Penerapan sistem surjan di lahan rawa lebak sangat sesuai dengan kondisi dan kendala lahan berkaitan dengan hidrologi atau tata air yang belum dapat diatasi secara baik. Penataan lahan dengan sistem surjan akan memberikan keuntungan sebagai berikut: (1) untuk diversifikasi tanaman dapat dilakukan (menciptakan peluang untuk pertanaman palawija dan hortikultura lainnya), (2) perbaikan gizi dengan adanya pertanaman sayuran dan palawija, (3) menjaga agar tanah tidak menjadi asam, (4) mengurangi bahaya kekeringan, (5) mengurangi keracunan akibat genangan, (6) mengantisipasi kerugian apabila terjadi kegagalan dalam pertanaman padi, (7) distribusi tenaga kerja lebih merata dan tenaga kerja keluarga dapat lebih banyak dimanfaatkan, (8) meningkatkan pendapatan petani melalui diversifikasi tanaman dan usahatani lainnya, dan (9) cropping intensity bertambah.
Penerapan Sistem Surjan
Dalam melakukan penataan lahan hal yang perlu diperhatikan antara lain hubungan antara tipologi lahan, tipe luapan, dan pola pemanfaatannya. Pemanfaatan lahan rawa lebak dengan menerapkan sistem surjan, maka pada bagian atas sistem surjan biasanya ditanami dengan tanaman lahan kering (upland), seperti palawija, sayuran, dan hortikultura, sedangkan bagian bawahnya ditanami padi sawah (lowland).
Hamparan surjan tampak dari atas seperti susunan garis-garis selang seling yang merupakan bagian dari tembokan atau guludan, atau tegalan (raised bed) dan bagian tabukan atau sawah (sunken bed). Arah surjan dibuat memanjang arah timur-barat agar tanaman padi pada bagian tabukan mendapat penyinaran matahari yang cukup. Untuk mempertahankan bentuk surjan dan kesuburan tanah, maka setiap musim atau setiap tahun surjan dilimbur (disiram lumpur) yang diambil dari sekitarnya.
Ukuran surjan tergantung pada kemampuan tenaga kerja, kedalaman pirit, dan ketersediaan/kedalaman air. Jika menghendaki sawah lebih luas, dan airnya memungkinkan, lebar tabukan bisa berukuran 5–15 m dan guludan 1–6 m. Jika airnya terbatas, bisa menggunakan perbandingan satu bagian untuk tabukan dan dua bagian untuk guludan. Tinggi surjan tergantung atau disesuaikan dengan ketinggian muka air, setidak-tidaknya permukaan tanah pada surjan 30 - 50 cm di atas permukaan air tertinggi. Hal ini untuk menghindari agar akar tanaman tidak terendam. Luas surjan dan jarak antar surjan tergantung kepada jenis tanah, produktivitas lahan dan jenis tanaman yang dikembangkan. Oleh karena itu, pembuatan surjan harus memperhatikan kedalaman pirit, dimensi surjan (lebar 2–3 m, tinggi dan panjang surjan 50–100 m), dan jarak antar surjan (10–12 m), sehingga perbandingan penggunaan lahan surjan dan sawah sekitar 16%:84% atau 20%:80%.
Dengan sistem surjan, optimalisasi lahan rawa dapat dilakukan melalui diversifikasi tanaman berbasis padi. Keberhasilan sistem usahatani menjadi lebih terjaga, risiko gagal panen berkurang, petani dapat memperoleh hasil hampir sepanjang tahun dan pendapatannya mengalami peningkatan.(HS2025).
Sumber
- Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. (2019). Teknologi penataan lahan rawa sistem surjan untuk optimalisasi produksi tanaman. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6460.
- Raihana, Y., Indrayati, L., dan Simatupang, R.S. (2017). Penataan lahan untuk mendukung diversifikasi tanaman di lahan rawa lebak. IAARD Press. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8343.
- Pusat Pelatihan Pertanian. (2025). Buku saku Brigade Pangan: Budi daya padi di lahan rawa. Edisi 2. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/24858.