Karet mempunyai nilai guna dan permintaan yang tinggi sebagai bahan yang multifungsi, dapat dijadikan bahan baku untuk berbagai keperluan manusia dari mulai peralatan sederhana yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hingga ke peralatan berat yang digunakan di berbagai industri manufaktur. Meskipun demikian, tidak semua wilayah di dunia dapat ditanami karet, sehingga produksinya terbatas. Fenomena ini memberikan potensi bagi para negara yang terletak di wilayah garis khatulistiwa untuk mengembangkan komoditas ini.
Karet termasuk dalam genus Hevea dari famili Euphorbiaceae, yang merupakan pohon kayu tropis berasal dari hutan Amazon. Di dunia, setidaknya 2.500 spesies tanaman diakui dapat memproduksi lateks, tetapi Hevea brasiliensis saat ini merupakan satu-satunya sumber komersial produksi karet alam.
Nilai dari komoditas karet dilandasi oleh sifat-sifat alami yang dibawa serta oleh bahan tersebut. Hal ini membuat karet sangat berguna sebagai bahan baku berbagai macam industri. Secara alami tanpa diolah, karet alam memiliki karakteristik bahan yang kuat, elastis, dan tahan air. Namun, sifat-sifat tersebut akan menurun secara drastis jika dipaparkan terhadap suhu ekstrem baik panas maupun dingin. Melalui berbagai upaya penelitian dan percobaan, kualitas dan daya tahan karet dapat ditingkatkan sehingga saat ini karet memiliki kualitas dengan daya tahan yang jauh lebih baik.
Karakteristik Kare
Daya lenting tinggi, yaitu kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah terpapar tekanan atau benturan. Sifat ini menjadikan karet sangat cocok dimanfaatkan sebagai segel dinamis dalam berbagai komponen, sebagai pembatas antar permukaan.
Ketahanan sobek. Sifat ini merupakan ukuran dari suatu bahan terhadap efek perobekan. Karet dapat menahan robekan dengan cukup baik, tergantung dari ketebalan bahan yang digunakan. Sifat ini membuat karet berguna sebagai pelindung yang baik.
Tahan air. Akar pohon karet merupakan akar dikotil yang struktur akarnya tunggal. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tinggi dan besar pada kedalaman 1--2 meter. Selain itu, akar lateralnya dapat menyebar sejauh 10 meter. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah bulu akar yang berada pada kedalaman 0–60 cm dan jarak 2,5 m dari pangkal pohon.
Elastis dan kuat. Karet termasuk ke dalam kategori material yang disebut sebagai ‘elastomers’. Kategori material tersebut memiliki kekuatan inter-molekular yang kecil, sehingga membuatnya dapat ditarik hingga batas tertentu dan berubah bentuk. Karakteristik ini menjadikan karet termasuk ke dalam kategori material yang unik, yang dapat dijadikan sebagai bahan multifungsi.
Tahan berbagai elemen. Dalam kondisi alaminya, karet sudah memiliki tingkat ketahanan alami terhadap kondisi ekstrem yang disebabkan oleh berbagai elemen, seperti suhu panas, suhu dingin, dan friksi. Ketahanan ini dapat ditingkatkan melalui pengolahan lebih lanjut.
Aspek Pengolahan
Terdapat empat jenis cara pengolahan bahan olah karet (Bokar), yaitu lateks kebun, sit, slab, dan lump. Selanjutnya produk-produk tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik crumb rubber/karet remah, yang menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir, seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang, mainan dari karet, dan berbagai produk hilir lainnya. Hasil sampingan dari pohon karet yaitu kayu karet yang dapat berasal dari kegiatan rehabilitasi kebun atau peremajaan kebun karet tua yang sudah tidak menghasilkan lateks lagi. Umumnya kayu karet yang diperjualbelikan adalah dari peremajaan kebun karet tua yang diganti dengan tanaman karet muda. Kayu karet dapat dipergunakan sebagai kayu bahan bangunan rumah, kayu api, arang, ataupun kayu gergajian untuk alat rumah tangga. Getah karet yang disadap dari batang diolah menjadi karet dalam bentuk krep, sit yang diasap dan lateks pekat.
Lateks kebun, adalah getah pohon karet yang diperoleh dari pohon karet , berwarna putih, dan berbau segar. Hal terpenting yang harus dihindari dalam penanganan lateks kebun adalah prakoagulasi.
Sit angin merupakan lembaran tipis yang berasal dari gumpalan lateks kebun yang digumpalkan menggunakan asam semut atau bahan penggumpal lain. Kemudian serumnya dikeluarkan dengan cara penggilingan dan dikeringkan dengan penganginan.
Slab adalah gumpalan dari lateks kebun yang digumpalkan dengan asam semut atau bahan penggumpal lain, atau dari lump mangkok segar yang direkatkan dengan atau tanpa lateks.
Lump adalah gumpalan karet di mangkok sadap atau penampung lain yang diproses dengan cara penggumpalan dengan asam semut atau bahan penggumpal lain, atau penggumpalan alami.
Komoditas karet memiliki potensi dan mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat karena nilai guna tinggi. Hal ini memberikan peluang pengembangan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan para pekebun. (WD 2025)
Sumber:
Direktorat Jenderal Perkebunan. (2023). Potret Masa Depan Perkebunan Indonesia 100 Tahun Kemerdekaan: Karet. Pertanian Press.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/22690