Brigade Pangan (BP) merupakan kelembagaan usaha pertanian yang beranggotakan petani muda. Tujuan utama pembentukan BP adalah menjadi wadah bagi petani muda untuk bersinergi dalam pengelolaan usaha tani. Dengan adanya kelembagaan petani milenial, diharapkan dapat menjadi instrumen strategis dalam mendorong keberhasilan program Swasembada Pangan
Tahap awal pembentukkan BP adalah dengan terlebih dahulu menentukan Calon Mitra Brigade Pangan. BP merupakan kelompok tani baru yang nantinya akan bergabung sebagai menjadi bagian dari anggota Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Dengan demikian, hubungan antara BP dengan Poktan dalam Gapoktan akan terjalin yang sama adalah sebagai mitra.
Dalam satu Gapoktan dapat terbentuk beberapa BP dengan luas lahan yang dikelola masing-masing BP sekitar 200 ha. Lahan tersebut bisa melalui pola kemitraan dengan petani. Karena itu, BP dapat mengidentifikasi 8 Poktan dengan luasan kurang lebih 200 ha (satuan skala usaha). Dengan demikian, Brigade Pangan sebagai integrator dalam satu manajemen hulu-hilir di kawasan pertanian modern.
Selain mendata Poktan, sebagai sebuah unit bisnis, BP juga mendata alsintan eksisting yang operasional baik jenis maupun jumlah yang ada di Poktan/Gapoktan/UPJA (Unit Pelayanan Jasa Alsintan). Karena itu, dalam organisasi BP ada divisi alsintan mempunyai tugas dalam operasional alat mesin pertanian dari mulai pengolahan lahan hingga pasca panen.
Divisi ini juga bertanggung jawab mengoptimalkan pemanfaatan alsintan melalui penyewaan dan pemeliharaan alat secara berkala, memastikan kesiapan alat untuk digunakan kapan saja sesuai permintaan. Divisi Alsintan bisa bekerjasama dengan UPJA sebagai unit bisnis mengelola alsintan secara profesional, termasuk penjadwalan penggunaan, pemeliharaan rutin, dan perbaikan alat untuk memastikan operasional yang optimal dan efisiensi biaya.
Dalam organisasi BP ada juga divisi produksi sebagai unit usaha sarana produksi yang mengelola kebutuhan budidaya tanaman padi sampai dengan panen. Divisi lainnya adalah yang menangani pasca panen, distribusi dan pemasaran. Unit ini yang pengelolaan hasil panen, pemasaran dan hilirisasi. Unit bisnis ini juga yang mengelola sampai ke konsumen. Divisi lainnya adalah bagian Keuangan dan Umum yang bertanggung jawab terhadap keuangan Brigade Pangan dan persoalan umum lainnya.
Mengenai keanggotaan, BP terdiri atas petani milenial yang berlokasi di wilayah yang berdekatan. Dengan demikian memungkinkan koordinasi yang lebih mudah dan pengelolaan usaha tani bersama yang lebih efisien.
Pelibatan generasi muda untuk usaha tani memerlukan beberapa kualifikasi. Pertama, berasal dari luar lokasi, pendidikan minimal setingkat SLTA. Kedua, berasal daerah setempat, tidak dipersyaratkan pendidikan minimal, sepanjang mempunyai keinginan yang kuat untuk melakukan usaha tani. Ketiga, untuk manager, pendidikan minimal Diploma Tiga (D3). Jadi, BP dapat merekrut milenial sebagai anggota. Jika kurang, dapat merekrut lulusan SMK/SMA/Diploma/Sarjana di luar lokasi.
Namun dalam pelaksanaannya harus ada pengawalan dan pendampingan dari Pemerintah Pusat dan Daerah. Pengawalan dan pendampingan juga bisa dilakukan lembaga pendidikan tinggi, lembaga penelitian, dunia usaha dan industri, perbankan, swasta, dan lembaga lain yang turut terlibat dalam pengembangan pertanian modern berbasis tanaman padi.
Kriteria Brigade Pangan yakni, beranggota 15 orang milenial, pendidikan minimal SD (dari lokal) atau minimal SLTA (dari luar). Selain itu, berkarakter jujur, pantang menyerah, dan mempunyai jiwa entrepreneurship. Brigade Pangan juga berkomitmen melakukan kemitraan minimal 5 tahun dan berkomitmen meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman (IP).
Peran pemerintah dalam pembentukan Brigade Pangan adalah memberi dukungan yang bersifat komplementer, bantuan alsintan, saprodi (benih, dolomit, NPK, Pestisida) dan mencarikan off-taker. Partisipasi generasi milenial melalui Brigade Pangan diharapkan peningkatan produksi beras nasional akan dapat dicapai secara cepat. (WD 2025)
Sumber :
Tim Penyusun Andi Amran Sulaiman, Idha Widi Arsanti, Muhammad Syakir, Sam Herodian, Mardison [dan 5 lainnya]. (2024). Solusi Inovatif Menuju Kemandirian Pangan Pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian. Pertanian Pers. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/24576