Bogor, 19 November 2025 — Forum Komunikasi Perpustakaan dan Literasi Pertanian (FKP) 2025 menghadirkan momentum penting bagi peningkatan literasi nasional, khususnya dalam pelestarian pengetahuan lokal dan penguatan publikasi ilmiah di sektor pertanian. Kegiatan ini mempertemukan tiga penerbit besar, BRIN Press, Perpusnas Press, Pertanian Press (BB Pustaka), dalam satu panggung diskusi strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas lembaga.
Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) BRIN melalui Sonny Heru Kusuma memaparkan pentingnya program Akuisisi Pengetahuan Lokal yang tengah dijalankan. Program ini bertujuan menyediakan sumber literasi publik berbasis pengetahuan lokal dalam bentuk buku maupun audiovisual yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat.
“Melalui akuisisi pengetahuan lokal, kami berupaya mendokumentasikan dan mengonversi berbagai kearifan lokal menjadi publikasi yang kredibel, mudah diakses, dan memberikan penghargaan kepada masyarakat yang melestarikan pengetahuan lokal,” ujar Sonny.
Ruang lingkup pengetahuan lokal yang dihimpun meliputi pelestarian budaya dan kesenian, konservasi sumber daya alam, hasil riset dan inovasi, hingga berbagai praktik pemanfaatan lokal seperti arsitektur, pertanian, dan peternakan.
Narasumber dari Perpusnas Press, Muhammad Ansyari Tantawi Nasution, menegaskan bahwa literasi terbukti dibutuhkan oleh semua bidang termasuk pertanian. “Literasi bukan sekadar membaca. Ia harus diekspresikan menjadi aksi, menuliskannya kembali, mengubahnya menjadi pembelajaran, bahkan mewujudkannya dalam inovasi nyata,” tegas Ansyari.
Senada dengan itu, Sonny Heru Kusuma menilai pertemuan tiga penerbit besar hari ini merupakan momentum strategis untuk membangun sinergi ke depan. “Ada BRIN Press, ada Perpusnas Press, dan ada Pertanian Press. Kami berharap lahir kolaborasi yang solid agar ekosistem penerbitan nasional semakin kuat,” ungkapnya.
Epik Finilih dari Lembaga Sertifikasi Penerbitan, selaku moderator, menyoroti bahwa kualitas buku sangat ditentukan oleh kapasitas penulis dan editor. “Buku yang baik lahir dari penulis dan editor yang terlatih. Kegiatan seperti ini adalah langkah penting meningkatkan kapasitas tersebut,” jelasnya.
Epik berharap kegiatan ini tidak berhenti pada satu pertemuan, tetapi menjadi agenda berkelanjutan dalam menyiapkan naskah-naskah unggulan pertanian yang dapat diterbitkan berbagai lembaga.
Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik 2025 yang dikemas dalam forum Komunikasi Perpustakaan dan Literasi Pertanian menjadi bukti komitmen BB Pustaka dalam memperkuat literasi pertanian nasional melalui penerbitan karya ilmiah, pengelolaan pengetahuan, dan pelestarian kearifan lokal.
Forum ini diharapkan melahirkan sinergi baru yang mampu mempercepat transfer ilmu, mendorong inovasi pertanian, serta membangun budaya literasi yang modern dan produktif untuk kemajuan sektor pertanian Indonesia. (Rep FN/Edit SO)
