
Bogor, 20 November 2025 - Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) menyelenggarakan Diskusi Tematik 1 bertajuk “Transformasi Perpustakaan dan Literasi Digital Pertanian untuk SDM Unggul dan Swasembada Pangan” sebagai rangkaian dari Forum Komunikasi Perpustakaan dan Literasi Pertanian hari kedua. Acara yang berlangsung di Ruang Auditorium Utama Ir. Sadikin Sumintawikarta ini memadukan dua fokus utama: pengembangan layanan perpustakaan digital berbasis kebutuhan pengguna dan pemanfaatan literasi digital bagi penyuluh serta petani.
Diskusi ini menegaskan peran strategis BB Pustaka sebagai pengelola repositori ilmiah dan layanan informasi pertanian nasional yang harus modern dan adaptif.
Diskusi yang berfokus pada pengembangan layanan digital berbasis kebutuhan pengguna serta pemanfaatan literasi digital bagi penyuluh dan petani ini dihadiri oleh perwakilan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dan Relawan TIK Indonesia.
Salamun Ababil M.Hum dari Perpusnas RI menyampaikan bahwa layanan digital perpustakaan tidak boleh sekadar memindahkan koleksi fisik, melainkan harus memahami cara pemustaka mencari dan menggunakan informasi.
“Layanan diseminasi informasi di BB Pustaka sudah sangat baik, terutama karena mampu memberikan informasi sesuai kebutuhan pengguna,” ujar Salamun
Sementara itu, Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, Hani Purnawanti, menyoroti urgensi penguasaan literasi digital di tengah tingginya penetrasi internet yang mencapai 212 juta pengguna per Februari 2025 dan maraknya hoaks di sektor pertanian.
Hani menekankan bahwa pustakawan dan penyuluh harus menguasai Empat Pilar Literasi Digital: Cakap, Aman, Budaya, dan Etika Digital, serta aktif dalam fact checking dan penyebaran konten positif. Ia mengapresiasi media sosial BB Pustaka yang dinilai aktif dan terkelola dengan baik sebagai sarana edukasi.
BB Pustaka, melalui Widaryono, Ketua Kelompok Substansi Bidang Perpustakaan, menegaskan komitmen mereka dalam menyediakan sumber pengetahuan.
“Di BB Pustaka ada repository pertanian yang bisa diakses kapan saja dan oleh siapa saja. Saat ini ada 45.000 e-resource pertanian yang terbuka untuk dimanfaatkan,” ungkap Widaryono.
Ia juga menambahkan bahwa BB Pustaka menerapkan pendekatan text to context agar koleksi dapat diimplementasikan dan dihilirisasi hingga menjangkau petani, terutama petani milenial, guna mendukung kemandirian dan swasembada pangan. (Rep FN/Edit SO)
