
Bogor, Jumat 21/11 — Lahan seluas empat hektare di Kelompok Tani Bumi Pakuan (KTD) Tajur, Bogor Selatan, tampak hijau dan hidup. Padi yang menguning, sayuran segar, kolam ikan, ternak itik serta domba, hingga beragam tanaman buah tumbuh berdampingan membentuk satu ekosistem yang saling menguatkan. Di sinilah Tim Literasi BB Pustaka melakukan layanan literasi dan berbincang langsung dengan petani tentang praktik pertanian terintegrasi, sebuah pendekatan yang kini menjadi kunci menuju pertanian zero waste.
Ketua KTD Bumi Pakuan, Dan Sulaiman, berbagi pengalaman tentang perjalanan kelompoknya mengembangkan sistem ini. Ia menjelaskan bahwa pertanian terintegrasi menggabungkan tanaman, ternak, perikanan, kompos, hingga energi alternatif dalam satu kesatuan yang saling mendukung.
“Prinsipnya sederhana: apa pun yang biasanya jadi limbah, harus kembali jadi manfaat,” ujarnya.
Menurut Dan, pemanfaatan limbah secara optimal mampu menekan biaya produksi. Kotoran ternak menjadi pupuk, limbah sayuran menjadi kompos, air kolam menjadi penyubur tanaman, hingga keberadaan itik yang ternyata membawa keuntungan ganda.
“Memelihara itik itu menguntungkan. Mereka memakan keong di sawah, jadi saya tidak perlu biaya untuk memberantasnya. Ditambah lagi, saya dapat hasil dari penjualan telurnya,” kata Dan sambil tersenyum.
Namun, perjalanan menuju pertanian terintegrasi tidak selalu mulus. Tiga tahun lalu, Dan sempat gagal ketika mencoba menaburkan langsung kotoran kambing ke sawah. Hasil panennya justru menurun drastis. Dari situ, ia mulai mencari referensi, berdiskusi dengan penyuluh, dan mencari informasi melalui repository.pertanian.id BB Pustaka. Perlahan, ia menemukan cara yang tepat dan kini merasakan manfaatnya.
Kunjungan Tim Literasi BB Pustaka tidak hanya sekadar mendengar cerita sukses. Tim juga menggali kebutuhan informasi dari para petani, termasuk Kelompok Wanita Tani yang masih membutuhkan panduan praktis untuk budidaya sayuran dan tanaman pekarangan. Masukan ini akan ditindaklanjuti dengan penyusunan produk literasi yang lebih relevan dan sesuai kebutuhan lapangan.
Dengan kolaborasi antara petani, penyuluh, dan BB Pustaka, praktik pertanian terintegrasi semakin berpeluang diperluas. Harapannya, semakin banyak petani yang dapat menerapkan sistem efisien dan ramah lingkungan menuju pertanian zero waste yang berkelanjutan.(Kontributor JA/Editor SO)
