Bogor, 25 Juli 2025 – Di era digital yang terus berkembang, media sosial telah menjadi alat strategis dalam menyampaikan informasi secara cepat, luas, dan efektif. Menyadari pentingnya pengelolaan konten yang optimal, Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) menggelar Pelatihan Media dan Konten Digital Sosial Media, bertempat di Ruang Rapat Gedung P3D (Perpustakaan dan Pengetahuan Pertanian Digital).
Pelatihan ini menghadirkan narasumber ahli di bidangnya, antara lain pakar digital public relations, Rulli Nasrullah atau yang dikenal Kang Arul, Syaifuddin Sayuti (co-founder Kelas Blogger), dan M.H. Kholis (praktisi konten video).
Dalam sesi pertama, Arul menekankan pentingnya “1,7 detik pertama” saat membuat konten. “Itu adalah momen emas untuk membuat audiens tertarik. Jika gagal, konten tidak akan dilanjutkan untuk ditonton,” ujarnya.
Ia juga menyoroti perlunya perubahan citra akun media sosial instansi pemerintah yang kerap dianggap membosankan karena terlalu banyak menampilkan konten seremoni. Arul pun memberikan panduan teknis dalam membangun branding yang kuat melalui media sosial instansi.
Materi dilanjutkan oleh Syaifuddin Sayuti yang membahas jenis-jenis konten media sosial, mulai dari konten teks, gambar, video, audio, hingga konten berbasis data dan augmented reality. Ia juga memberikan berbagai niche konten, seperti informasi, tutorial, review, hingga what if scenario yang bisa digunakan untuk membangun konten yang menarik. “Awali dengan hook yang kuat dan akhiri dengan closing yang memikat,” pesannya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala BB Pustaka, Eko Nugroho Dharmo Putro. Ia berkesempatan memberikan arahan dan dukungan penuh terhadap optimalisasi media sosial instansi. Ia menegaskan pentingnya pembentukan tim pengelola media sosial yang solid agar media sosial BB Pustaka mampu menjadi kanal penyampai informasi yang efektif. “Semua ASN juga saya dorong untuk aktif melakukan LCS (like, comment, share) guna meramaikan dan mengangkat konten pertanian,” ujarnya.
Sesi terakhir diisi oleh M.H. Kholis yang membahas strategi pembuatan konten video yang efektif. Ia menyampaikan bahwa video yang baik harus terlihat natural, sesuai konteks lokasi, dan melalui proses evaluasi. Ia juga memberikan tips teknis seperti menentukan titik fokus, menjaga garis horizontal, penggunaan tripod, dan pentingnya pencahayaan dalam produksi video.
Sebagai tindak lanjut pelatihan, para peserta dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan tiga orang serta diberi tugas individu untuk membuat konten seputar perpustakaan dan pertanian. Seluruh hasil karya akan dipresentasikan dan dievaluasi melalui Zoom meeting bersama para pemateri pada Senin mendatang.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta tidak hanya menjadi pengguna media sosial, juga mampu bertransformasi menjadi content creator yang informatif, inspiratif, dan berdampak positif bagi masyarakat luas. (Rep FN/Edit SO-SWT)