Lebak, 20 Agustus 2025 – Dinas Pertanian Kabupaten Lebak menggelar Rapat Koordinasi dalam rangka percepatan pencapaian target Luas Tambah Tanam (LTT) Padi Provinsi Banten bulan Agustus 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Marginal, Anny Mulyani, Kepala BBPPMBTPH, Andi Muhammad Idil Fitri, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M. Tauhid, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat,Tim Brigade Pangan (BP) Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian; serta para penyuluh pertanian pendamping.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat, menekankan pentingnya sinergi dan pendekatan sosio-kultural dalam mendampingi kelompok tani agar target LTT dapat tercapai. “Mari kita bersama-sama memperkuat sinergi dengan semangat, motivasi, serta kerja yang baik. Saya yakin Banten mampu kembali menjadi lumbung pangan yang diperhitungkan.
Pesan sederhana dari Pak Bupati adalah gawe muhadek kerja yang bagus yaitu kerja yang membawa hasil nyata bagi rakyat, tanpa pelanggaran, dan dengan penuh tanggung jawab. Inilah saatnya kita tunjukkan komitmen untuk menjadikan Lebak dan Banten lebih berdaya dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Rahmat.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M. Tauhid, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa data sementara menunjukkan adanya kenaikan luas tanam padi sebesar 12,89 persen dari Oktober 2023 hingga Juli 2024. Namun, ia menegaskan bahwa angka tersebut harus terus dikawal agar sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Kami tidak ingin data yang disajikan sekadar angka tanpa mencerminkan realitas. Karena itu, peran PPL dan koordinasi dengan BPS sangat penting untuk memastikan hasil panen yang terukur, akurat, dan benar-benar mencerminkan perjuangan petani. Negara membutuhkan kontribusi nyata dari kita semua, sehingga kinerja di daerah dapat mendukung ketahanan pangan nasional secara konsisten,” kata Agus.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Anny Mulyani, menekankan pentingnya ketelitian dalam memastikan luas lahan dan potensi panen di tiap kecamatan, termasuk pada komoditas Padi Gogo.
“Program Oplah Non Rawa dan pembangunan infrastruktur irigasi harus dikawal ketat agar manfaatnya nyata bagi seluruh lahan yang direncanakan. Jangan sampai konstruksi selesai, tetapi air tidak mengalir optimal atau hanya sebagian lahan yang terairi.
Oleh karena itu, laporan LTT, identifikasi lahan sawah, hingga pemanfaatan alsintan harus transparan dan akurat. Semua ini penting agar program benar-benar mendukung peningkatan produktivitas serta menjaga ketahanan pangan daerah,” ujar Anny.
Dari Tim BB Pustaka, Widaryono menyampaikan bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 458 Tahun 2025, Kabupaten Lebak memiliki potensi optimasi lahan seluas 1.106 hektare yang dapat dikembangkan menjadi 5 hingga 10 Brigade Pangan (BP).
“Terdapat enam kecamatan yang belum mengusulkan CPCL untuk tahun 2025, sehingga perlu dorongan lebih lanjut agar seluruh wilayah dapat berkontribusi. Sejumlah kecamatan seperti Bayah, Bojongmanik, Cibadak, hingga Cilograng memiliki potensi besar dengan luasan lahan yang memungkinkan terbentuknya 1 hingga 2 BP per desa." Ujarnya
Dengan pengawalan yang baik serta pemenuhan persyaratan teknis, pembentukan BP di Lebak diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung peningkatan indeks pertanaman,” jelas Widaryono.
Penyuluh Pertanian sekaligus Koordinator Penyuluh di Kecamatan Bayah, Asep, juga memaparkan kesiapan wilayahnya dalam mendukung program Brigade Pangan. “Di Kecamatan Bayah, kami telah menyiapkan lahan seluas 442 hektare yang akan dikembangkan menjadi dua Brigade Pangan." Ungkapnya
Antusiasme kelompok tani sangat tinggi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BB Pustaka dan pemerintah desa, berjalan dengan baik. Harapan kami, Brigade Pangan yang melibatkan petani milenial ini dapat menghadirkan generasi baru yang visioner, berpengetahuan luas, dan mampu mengelola pertanian secara lebih optimal demi mendukung ketahanan pangan daerah,” ujar Asep.
Sebagai penutup, kegiatan ini dilanjutkan dengan workshop untuk memantapkan data dan teknis di lapangan, serta diskusi antara tim Kementerian Pertanian dengan para koordinator penyuluh dan penyuluh di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. (Rep FN/Edit SO-SWT)