Bogor, 16 September 2025 – Di era banjir informasi, media sosial bukan sekadar ruang berbagi cerita, melainkan juga arena strategi membangun citra dan memperluas jangkauan literasi. Menyadari pentingnya keterampilan digital ini, Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) menggelar Sharing Session bertajuk Kiat Cerdas Mengelola Media Sosial, dengan menghadirkan praktisi komunikasi digital.
Dalam sambutannya, Revi Yuliani kepala bagian umum yang mewakili Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian, menekankan pentingnya pengelolaan media sosial yang cerdas, kreatif, dan tepat sasaran dalam mendukung literasi pertanian. “Media sosial bukan lagi sekadar sarana hiburan, melainkan jembatan untuk menyampaikan pengetahuan, inovasi, serta informasi pertanian kepada masyarakat luas, khususnya petani, penyuluh, dan generasi muda. Melalui kegiatan ini, saya berharap peserta dapat memperoleh wawasan baru, keterampilan praktis, dan inspirasi untuk memanfaatkan media sosial secara efektif dan berdampak positif,” ujarnya.
Syarifah Hanoum, Ketua Tim Kerja Media Digital Kementan RI menambahkan bahwa media sosial kini tidak hanya berfungsi sebagai alat publikasi, tetapi juga menjadi sarana strategis dalam membangun citra, interaksi, dan edukasi publik. “Kunci keberhasilan pengelolaan media sosial terletak pada konsistensi konten, pemanfaatan tren yang relevan, serta kolaborasi internal dan eksternal yang mampu memperkuat narasi satu pintu,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, Ali Ridho menyoroti pentingnya pemahaman metrik serta keamanan akun media sosial. Ia menegaskan bahwa pengelolaan optimal harus memperhatikan reach, impression, dan engagement. “Selain itu, keamanan juga sangat penting, karena akun pemerintah rawan diretas. Gunakan password yang kuat, aktifkan multi-factor authentication (MFA), serta siapkan dokumen resmi jika ingin mengajukan Meta Verified untuk meningkatkan kredibilitas akun,” paparnya.
Sementara itu, Febi Permanasari menekankan bahwa media sosial berperan penting dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap program utama Kementan, sekaligus menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. “Diseminasi informasi dilakukan melalui publikasi, infografis, dan gerakan Like, Comment, Share (LCS) di berbagai akun UPT. Monitoring juga dilakukan dengan menganalisis reach dan impression, sehingga efektivitas konten dapat diukur dengan jelas,” ungkapnya.
Harapannya, setelah mengikuti Sharing Session ini para peserta tidak hanya memahami strategi pengelolaan media sosial, tetapi juga dapat menerapkannya secara kreatif dan efektif untuk memperkuat citra instansi di mata publik. (Rep FN/Edit SO-SWT)