Bogor, 11 September 2025 – Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB PUSTAKA) terus berkomitmen meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kepustakawanan. Melalui kegiatan Knowledge Sharing bertema “Pengenalan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Pustakawan”, BB PUSTAKA menghadirkan narasumber dari Perpustakaan Nasional RI dan para praktisi bidang sertifikasi profesi.
Kepala BB PUSTAKA, Eko Nugroho Dharmo Putro, dalam sambutannya menegaskan bahwa profesi pustakawan tidak lagi sebatas mengelola koleksi buku, melainkan juga memberikan layanan informasi yang relevan dan berkualitas di tengah pesatnya perkembangan teknologi. “Standar kompetensi menjadi kunci agar pustakawan mampu menjalankan peran secara profesional dan konsisten. Dengan SKKNI, layanan perpustakaan dapat semakin terarah dan bermutu,” ungkapnya.
Selanjutnya Eko menjelaskan bahwa SKKNI mencakup 116 unit kompetensi dalam enam fungsi utama yaitu pengembangan koleksi, pengorganisasian bahan pustaka, layanan perpustakaan, pelestarian koleksi, pengembangan profesi kepustakawanan, serta manajemen perpustakaan dan penerapan TIK." Eko berharap melalui Kegiatan Knowledge sharing ini dapat terjalin komunikasi, sinergi dan kolaborasi untuk terus berbagi pengetahuan pertanian sehingga kapasitas SDM meningkat kompetensinya.
Sementara itu, Agus Sutoyo, Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan Perpusnas RI, menekankan bahwa SKKNI adalah standar minimal yang wajib dimiliki pustakawan. “SKKNI membuktikan bahwa perpustakaan dikelola oleh tenaga profesional bersertifikat. Model berbasis regional juga memungkinkan standar ini lebih fleksibel sesuai kebutuhan daerah,” jelasnya.
Ketua Kelompok Kerja Standarisasi Kompetensi dan Pengendalian Mutu Tenaga Perpustakaan, Ardita Dwi Anggraeni menjelaskan bahwa sertifikasi tidak dilakukan dengan ujian tertulis, melainkan melalui asesmen berbasis bukti kerja seperti portofolio, observasi langsung, dan instruksi terstruktur. Sertifikasi ini membantu pustakawan merencanakan karier, meningkatkan profil profesional, hingga mendapatkan pengakuan lintas sektor dan lintas negara.
Melalui kegiatan ini, diharapkan pustakawan semakin siap menghadapi tantangan era digital dengan kompetensi yang terukur dan diakui secara nasional. Sinergi, komunikasi, dan kolaborasi antar pustakawan diharapkan terus tumbuh untuk memperkuat literasi pertanian sekaligus mendukung upaya bersama mewujudkan Swasembada Pangan Indonesia. (Rep FN/Edit SO-SWT)