
Bogor, 27 Agustus 2025 – Pemerintah menegaskan komitmen memperkuat peran penyuluh pertanian dengan mengalihkan status mereka dari daerah ke pusat, Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) mengangkatnya dalam kegiatan LOVE: Live of Agriculture Virtual Literacy.
Kegiatan ini mengusung tema “Satu Komando Pengalihan Penyuluh ke Pusat” Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Tedy Dirhamsyah, menekankan bahwa pengalihan ini bukan sekadar perubahan administratif, melainkan langkah strategis agar penyuluhan berjalan dalam satu komando.
“Swasembada harus satu komando, dan kebijakannya harus terintegrasi dan komprehensif. Untuk itu maka penting namanya peran penyuluh sebagai garda terdepan, sebagai ujung tombak yang tajam, maka dari itu kesenjangan pengetahuan dan skill harus kita update,” ujarnya.
Kebijakan ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2025 yang mengamanatkan pengalihan penyuluh paling lambat satu tahun setelah keluarnya Instruksi, Februari 2026.
Proses pengalihan dilakukan bertahap, dan akan melibatkan lebih dari 38 ribu penyuluh di seluruh Indonesia. Meski status kelembagaan beralih ke pusat, para penyuluh tetap bekerja di daerah masing-masing, mendampingi petani.
Kepala Biro OSDMA Kementerian Pertanian, Nurwahida, menambahkan bahwa tidak ada pemindahan lokasi kerja. “Komitmen Pak Menteri, Bapak Ibu dialihkan dalam rangka menjamin terwujudnya swasembada pangan berkelanjutan,” jelasnya
Tidak perlu ada kekhawatiran terkait mutasi, rotasi yang sifatnya antar pulau antar Provinsi. Kalaupun ada yang sifatnya rotasi, mutasi, promosi, mungkin itu sifatnya yang terkait dengan peningkatan karir bukan terkait mutasi antar wilayah,” tambahnya.
Penyuluh pertanian Kabupaten Bogor, Dadi Santoso, menyambut positif langkah ini. Mereka berharap pengalihan membawa manfaat nyata, seperti peningkatan kesejahteraan, kemudahan administrasi, hingga penguatan peran penyuluh di lapangan.
“Satu komando, satu tujuan, satu visi. Pengontrolan dalam kegiatan akan lebih mudah, kami juga berharap dengan berpindahnya ke pusat ini, kami ingin kembali ke sawah, ke ladang, ke perkebunan, jadi kami lebih banyak ke lapangan dari pada mengerjakan administrasi,” ungkapnya
Kegiatan ini juga menampilkan testimoni penyuluh dari berbagai daerah yang menegaskan dukungan mereka terhadap kebijakan tersebut. Mereka optimis penyatuan komando akan semakin memajukan pertanian, namun tentu harus tetap memperhatikan bagaimana nasib dan pekerjaan penyuluh kedepan.
Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian, Eko Nugroho Dharmo Putro, turut hadir dan memberikan apresiasi kepada seluruh penyuluh. “keberadaan penyuluh sebagai ujung tombak dari kegiatan swasembada pangan dikendalikan oleh pusat arahan dan kebijakan dari pemimpin tertinggi kita dapat dikerjakan sebaik mungkin,” ujanya.
Eko mengapresiasi kerja keras penyuluh yang bekerja sama dengan para stakeholder sehingga cadangan beras mencapai 4,2 juta ton. “Para penyuluh telah mewujudkan target swasembada pangan,” ujarnya.
Dengan kebijakan pengalihan ini, penyuluh diharapkan semakin solid, sejalan dengan visi Presiden mewujudkan swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya. (Kontributor AM/Edit SO-SWT)
