Bogor, 9 Juni 2025 – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (PPSDMP), Idha Widi Arsant, menegaskan pentingnya peran teknologi dan pengembangan SDM unggul dalam menjawab tantangan sektor pertanian ke depan. Hal ini disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam Diskusi Akademik bertajuk "Evolusi Paradigmatik Peran Teknologi Pertanian dalam Menjawab Tantangan Pembangunan Pertanian Menuju Indonesia Emas 2045" di IPB International Convention Center (ICC), Bogor, Senin (9/6).
Dalam paparannya, Santi yang mewakili Menteri Pertanian menyatakan bahwa sektor pertanian harus bertransformasi untuk menghadapi tantangan global seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan krisis ekonomi. Ia menekankan perlunya pendekatan berbasis data, kolaborasi lintas sektor, serta sinergi dengan visi Presiden terkait swasembada pangan, hilirisasi pertanian, dan program makan bergizi gratis.
“Pertanian ke depan harus menjadi sektor yang tangguh, modern, dan berdaya saing. Kunci keberhasilannya ada pada inovasi teknologi, penguatan kelembagaan petani, serta pengembangan SDM unggul,” ujarnya.
Santi menjelaskan bahwa modernisasi pertanian melalui mekanisasi dan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) cerdas menjadi strategi utama. Selain itu, penguatan kelembagaan petani lewat konsolidasi lahan dan pembentukan korporasi petani juga menjadi fokus pemerintah. Pendidikan vokasi melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) turut didorong untuk mencetak SDM andal.
Pemerintah, lanjut Santi, telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp144,6 triliun untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Ia juga menyoroti pentingnya integrasi antara riset, pendidikan, dan inovasi, terutama dalam kerja sama antara Kementerian Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) IPB.
Kerja sama tersebut mencakup pendirian PEPI, pengembangan program studi Teknik Mekanisasi Pertanian (TMP), pemberian beasiswa S2 dan S3 bagi dosen Polbangtan dan PEPI, hingga keterlibatan dosen FATETA sebagai dosen tamu dan dosen tidak tetap di Polbangtan. Kolaborasi ini juga meliputi pembentukan Brigade Pangan untuk pengembangan mekanisasi pertanian.
Santi berharap sinergi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan riset dapat mendorong pertanian Indonesia menjadi sektor unggulan dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
“Kami percaya bahwa melalui kerja sama erat antara dunia pendidikan, riset, dan pemerintah, pertanian Indonesia bisa naik kelas dan menjadi motor penggerak ekonomi nasional,” pungkasnya.
Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian, Eko Nugroho Dharmo Putro , turut memberikan komentar dan apresiasinya terhadap acara ini. Dalam keterangannya, Eko menyampaikan bahwa kegiatan literasi di dunia pendidikan dan pemerintahan dapat memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak dalam upaya memajukan sektor pertanian Indonesia. Transfer pengetahuan, khususnya terkait kebijakan dan keberhasilan pemerintah, dapat membangun kesamaan pemahaman dalam mewujudkan visi dan misi pemerintah. Hal ini juga sejalan dengan program inovasi BB Pustaka, yaitu Pustaka Bergerak atau yang lebih dikenal dengan sebutan PUBER. Bersama kita bisa; bersama kita mewujudkan swasembada pangan. Salam literasi! (FD/Edit So-SWT)