Bogor, 26 Juni 2025 — Swasembada pangan tak cukup hanya dengan teknologi dan lahan, tetapi membutuhkan satu elemen penting yang kerap terlewat, pengetahuan. Di tengah disrupsi digital dan kompleksitas tantangan pangan global, perpustakaan pertanian Indonesia sedang bertransformasi menjadi Smart Library berbasis knowledge center. Transformasi ini bertujuan untuk mendukung Indonesia Emas 2045.
Transformasi ditandai dengan pergeseran peran perpustakaan pertanian dari sekadar tempat menyimpan buku menjadi pengelola pengetahuan pertanian berbasis digital dan inklusif yang mengusung empat pilar utama, yaitu smart place, smart governance, smart people, dan smart service.
Untuk menggali transformasi tersebut, Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian menggelar kegiatan Temu Pustakawan Kementerian Pertanian dengan Tema "Peran Strategis Pustakawan Dalam Mendukung Swasembada Pangan"
Kepala Perpustakaan Nasional RI pada masanya, Syarif Bando, menekankan pentingnya peran informasi sebagai fondasi utama pembangunan. “Tugas kita bukan hanya mengumpulkan informasi dari seluruh dunia, tetapi juga mengemas ulang substansi pertanian menjadi tutorial panduan budi daya, hingga kebijakan lahan tidur agar bisa diakses oleh masyarakat luas. Pengetahuan ini menjadi kekuatan ekonomi,” tegasnya.
Kepala BB Pustaka, Eko Nugroho Dharmo Putro, menyampaikan bahwa perpustakaan kini berperan strategis dalam pembelajaran sepanjang hayat dan menjadi simpul informasi bagi seluruh ekosistem pertanian.
“Pustakawan kini tak hanya mengurus buku, tapi juga melatih petani, penyuluh, UMKM, dosen, hingga peneliti dalam mengakses dan memanfaatkan informasi,” jelasnya.
“Kita mendorong transformasi ke smart library yang adaptif terhadap kebutuhan pengguna, mendukung pertanian presisi, dan memperkuat literasi digital di semua level.”
Selanjutnya, Eko menjelaskan terkait strategi pencapaian swasembada dan ketahanan pangan menuju indonesia emas untuk mewujudkan aktualisasi Asta Cita untuk Indonesia Emas 2045.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Siti Munifah. Ia menegaskan bahwa BB Pustaka merupakan unit strategis di bawah BPPSDMP yang kini tengah mengembangkan agriculture information center dan agriculture knowledge center.
“Kita sedang membangun ruang kerja terbuka, pusat kegiatan, dan pusat data pertanian. Ini bagian dari penguatan kapasitas pustakawan, pemenuhan SNP, dan pendampingan seluruh perpustakaan satker,” katanya.
“Transformasi ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk mendukung Swasembada Pangan menuju Indonesia Emas 2045,” lanjutnya.
Literasi pertanian tidak lagi sebatas membaca buku pertanian, juga menjadi gerakan nasional penguatan kapasitas sumber daya manusia berbasis informasi. Dengan dukungan smart library, pustakawan kini menjadi mitra strategis dalam pelatihan, penyuluhan, dan perakitan teknologi. (Rep FN/Edit SO-SWT)