Tambun, Bekasi — 22 Mei 2025. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia menapaki era baru swasembada pangan melalui serangkaian langkah strategis yang sejalan dengan visi besar Asta Cita. Salah satu langkah nyata tersebut ditandai dengan peluncuran program Jaksa Mandiri Pangan di Desa Srimahi, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Program kolaboratif antara Kementerian Pertanian dan Kejaksaan Agung ini memanfaatkan lahan sitaan negara untuk budi daya padi sebagai bentuk inovasi pemanfaatan aset negara dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Dalam kesempatan tersebut Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB PUSTAKA) turut hadir untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhkan informasi yang dibutuhkan oleh penyuluh dan petani
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang turut hadir dalam tanam perdana tersebut mengungkapkan apresiasinya terhadap inisiatif “Jaksa Mandiri Pangan”. "Kementan akan mempermudah akses kebutuhan petani, mulai dari produksi, pupuk, hingga perbaikan irigasi. Transformasi dari pertanian tradisional ke modern menjadi kunci. Target produksi 4 juta ton tahun ini sangat mungkin tercapai," ujar Mentan.
Lebih lanjut, Amran menegaskan komitmen pemerintah dalam menindak tegas pihak-pihak yang merugikan sektor pertanian. "Kementan kini menyumbang tertinggi terhadap PDB nasional. Ini bukti bahwa sektor pertanian adalah tulang punggung ekonomi kita," tambahnya.
Menteri Pertanian juga menyebut bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, negara-negara seperti Jepang, Iran, Malaysia, Chili, Argentina, Rusia, dan Yordania datang ke Indonesia untuk belajar tentang ketahanan pangan. “Kita berhasil membalik keadaan, dari negara pengimpor menjadi panutan global,” tandasnya.
Program ini mendapat sambutan hangat dari petani dan penyuluh. Sulis, penyuluh pertanian di Desa Srimahi, menyatakan bahwa dirinya terus memotivasi petani agar aktif dalam program perluasan areal tanam, termasuk melalui pelatihan dan kegiatan daring yang difasilitasi Kementan. Ia juga mengungkap bahwa ia sangat membutuhkan informasi terkait intensifikasi dan budi daya padi.
"Petani sangat antusias. Mereka aktif bertanya dan meminta informasi seputar intensifikasi dan budi daya padi. Kami rutin melakukan pembinaan langsung ke lapangan," tutur Sulis.
Salah satu petani penggarap menyampaikan rasa bangganya atas keterlibatan dalam program ini. "Kami merasa terbantu. Tidak ada kendala berarti, justru kami makin semangat karena ada dukungan nyata dari pemerintah," ujarnya.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang hadir di acara tersebut menyatakan apresiasinya atas program ini. Ia menyebut petani di Jawa Barat kini sudah bisa panen hingga empat kali dalam setahun. Namun, ia juga mengingatkan adanya tantangan yang harus diatasi, seperti alih fungsi lahan, hama keong, dan permukiman liar di sepanjang aliran sungai.
Menariknya, Dedi juga mengajak untuk kembali menengok kearifan lokal masa lalu, seperti keberadaan leuit (lumbung desa) yang berfungsi sebagai cadangan pangan masyarakat desa. "Setiap desa seharusnya memiliki leuit. Ini bukan sekadar simbol budaya, tapi strategi kedaulatan pangan yang terbukti kuat," tegasnya.
Jaksa Agung menyampaikan bahwa program ini adalah langkah nyata pemanfaatan aset negara. “Kami gunakan tanah sitaan untuk mendukung ketahanan pangan dan mengembalikan kelestarian aliran sungai,” ujar Jaksa Agung dalam sambutannya.
Kepala BB Pustaka, Eko Dharmo Putro menyampaikan pesan kepada jajarannya agar segera menindaklanjuti dengan memberikan informasi-informasi yang dapat dengan mudah diterima petani dan penyuluh malalui materi-materi literasi sesuai permasalahan yang disampaikan gubernur Jawa Barat, yaitu hama keong, alih fungsi lahan dan lainnya. Tidak ketinggalan juga pemenuhan kebutuhan informasi untuk penyuluh, diantaranya intensifikasi dan budi daya padi.
Dengan sinergi antarlembaga dan keterlibatan aktif masyarakat, program Jaksa Mandiri Pangan diharapkan menjadi pendorong utama tercapainya swasembada pangan nasional secara berkelanjutan. (Rep YR/Edit SO-SWT/Dok. ES)