Gowa,16 Juli 2025. – Keterbatasan akses modal tak lagi menjadi hambatan utama bagi petani dan pelaku usaha tani. Melalui kegiatan Bincang Cerdas Literasi bertema “Lembaga Keuangan Mikro: Mengubah Kegagalan Menjadi Keberhasilan,” Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) membekali petani, penyuluh, dan mahasiswa dengan pemahaman penting tentang pengelolaan keuangan usaha tani secara cerdas dan berkelanjutan.
Kegiatan yang digelar secara hybrid dari kampus Polbangtan Gowa Rabu, 16 Juli 2025 ini menghadirkan diskusi hangat dan inspiratif. Sebanyak 80 peserta hadir langsung, sementara lebih dari 370 peserta mengikuti secara daring dari berbagai daerah di Indonesia.
Direktur Polbangtan Gowa yang diwakili oleh Wakil Direktur I Polbangtan Gowa, Dr. Sartika Juwita, mengapresiasi terselenggaranya bedah buku yang menurutnya sangat relevan dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat tani. “Literasi keuangan merupakan fondasi penting dalam memperkuat kemandirian petani,” ujarnya.
Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka), Eko Nugroho Darmo Putro, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan jawaban atas kebutuhan literasi keuangan di kalangan penyuluh, petani, dan khususnya Brigade Pangan sebagai garda terdepan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. “Kami ingin mendorong petani agar tidak hanya produktif, tapi juga cakap mengelola keuangan usahanya,” tegasnya.
Triane Widya Anggriani, penulis buku yang dibedah ini menyampaikan manfaat dari Lembaga Keuangan Mikro Pertanian dengan menekankan bahwa Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dapat menjadi penyelamat ekonomi petani, bahkan dalam situasi krisis, seperti bencana. “LKM hadir tidak hanya untuk memberi pinjaman, tapi juga memberdayakan d an memulihkan,” katanya. Selain itu, juga dapat bermanfaat untuk masyarakat yang kehilangan bencana karenadengan meminjam kepada LKM akan sangat membantu mereka dalam pemulihan pasca bencana.
Narasumber kedua, Komarudin, Ketua Gapoktan Harapan Jaya, Kabupaten Gowa Kamaruddin Rowa, berbagi pengalaman sukses mengelola LKMA pertanian. “Kuncinya adalah dukungan kebijakan, SDM pengelola yang andal, dan manajemen transparan,” ungkapnya. Dengan demikian, langkah suksesnya mengelola LKMA didukung oleh kebijakan, SDM pengelola keuangan.
Dari sisi pemanfaatan kredit, narasumber ketiga, Ardiansyah, Manajer Brigade Pangan Masseddi, Kabupaten Bone berbagi pengalaman Brigade Pangan dalam memanfaatkan kredit untuk usaha pertanian yang semakin mudah. “Hanya dengan KTP, surat nikah, dan NPWP, petani bisa mengakses KUR dengan bunga ringan sebesar 6%,” jelasnya.
Sementara itu, narasumber terakhir, Ardhianta, Financial Advisor Program YESS, menekankan pentingnya membangun kepercayaan agar LKM berkelanjutan. “Keuangan itu soal kepercayaan, maka petani harus mulai dari hal paling dasar, yaitu mencatat pengeluaran dan pemasukan. Dari sana, akan tumbuh budaya keuangan yang sehat,” pesannya. Ia juga mengingatkan agar petani menyisihkan hasil usaha untuk menambah modal, termasuk investasi alat mesin pertanian
Acara ini membuktikan bahwa literasi bukan hanya soal membaca buku, juga mengubah cara berpikir dan bertindak demi masa depan pertanian yang lebih mandiri dan maju. (Kontributor : Eni )