
Bogor, 29 September 2025 – Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) terus memperkuat perannya sebagai pusat informasi dan literasi pertanian nasional dengan menyusun peta proses bisnis yang selaras dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian.
Upaya ini juga mendukung empat program utama Pemerintah 2024–2029 yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto, yakni Swasembada Pangan, Makan Bergizi, Ketahanan Energi (Biofuel), dan Hilirisasi.
Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi BB Pustaka, Vivit Wardah Rufaidah, mengungkap bahwa fokus utama pemetaan adalah pada tiga pilar: proses utama, proses pendukung, dan proses manajerial. Proses utama mencakup pengelolaan perpustakaan pertanian, pengelolaan pengetahuan berbasis TIK, pengembangan literasi pertanian, serta penerbitan.
Sementara itu, proses pendukung meliputi perencanaan program, kemitraan, serta penguatan SDM dan teknologi informasi. Adapun proses manajerial diarahkan pada evaluasi kinerja, tata kelola organisasi, hingga pengelolaan keuangan dan aset.
Sejalan dengan itu, berbagai inovasi telah diluncurkan BB Pustaka, antara lain penyebarluasan publikasi melalui media cetak dan digital, program Pustaka Bergerak berbasis Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), penerbitan materi ringkas teknologi pertanian, hingga penyelenggaraan Live of Agriculture Virtual Literacy (LOVE) untuk mendukung swasembada pangan.
“BB Pustaka memiliki core business dalam mengelola, menyediakan, dan menyebarkan informasi serta pengetahuan pertanian. Itu sebabnya seluruh proses bisnis yang disusun harus memberi nilai tambah bagi petani, penyuluh, mahasiswa, hingga masyarakat luas,” ungkap Vivit.
Ruri Sitaresmi dari Biro Perencanaan Kementerian Pertanian menegaskan, pemetaan proses bisnis bukan sekadar menggambar struktur kerja, tetapi menyatukan aktivitas yang saling terhubung dalam sebuah sistem. “Makna bisnis di sini bukan komersialisasi, melainkan penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepentingan,” jelasnya.
Erwin Prasetya dari Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menekankan pentingnya peta lintas fungsi BB Pustaka agar layanan lebih terintegrasi. “Mulai dari menghimpun koleksi cetak dan digital, menyediakan data dan publikasi, melaksanakan program literasi, hingga menyiapkan e-library dan knowledge hub, semua harus bergerak terpadu,” jelasnya.
Dengan penyusunan peta proses bisnis ini, BB Pustaka diharapkan mampu menjawab tantangan literasi pertanian era digital sekaligus memperkuat kontribusinya dalam mendukung empat program strategis pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.(REp FN/Edit SO-SWT)
