
Bogor, 26 September 2025 — Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence(AI) membuka peluang besar bagi pustakawan untuk berkreasi dan menghadirkan layanan yang lebih cepat, relevan, dan menarik. Hal ini mengemuka dalam Seminar “Pemanfaatan AI untuk Mendukung Layanan Perpustakaan” yang digelar Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) pada rangkaian Festival Literasi Pertanian 2025.
Acara yang dihadiri sekitar 50 peserta dari Bogor dan Jakarta ini menghadirkan narasumber Sony Pawoko, Pustakawan Universitas Indonesia sekaligus peraih juara 1 lomba naskah terbaik dalam Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) 2024. Seminar dipandu oleh Sutarsyah, Pustakawan Madya BB Pustaka.
Dalam sambutannya, Revo Agri Muis, Kepala Bagian Tata Usaha BB Pustaka, menegaskan bahwa penerapan AI sangat penting untuk menjawab tantangan pengelolaan koleksi naskah kuno serta percepatan layanan informasi.
“Dengan koleksi yang begitu banyak dan kebutuhan informasi yang semakin cepat, pustakawan dituntut sigap dan kreatif. Kehadiran AI diharapkan mampu mempercepat pengelolaan koleksi sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan,” ujarnya.
Sony Pawoko kemudian memaparkan keunggulan AI dalam mendukung pengelolaan perpustakaan, mulai dari pengolahan, penerjemahan, hingga transkripsi naskah kuno dalam berbagai bahasa. Bahkan, Sony sempat menampilkan demonstrasi penerjemahan salah satu naskah kuno koleksi BB Pustaka yang dipamerkan di ruang layanan.
Dengan teknologi Optical Character Recognition (OCR) berbasis deep learning, seperti pada Google Lens, proses membaca naskah kuno lintas bahasa kini bisa dilakukan lebih cepat dan mudah. Hal ini mempermudah pengkatalogan koleksi dan membuka akses informasi yang sebelumnya sulit dijangkau.
Tak hanya itu, Sony juga mencontohkan bagaimana AI dapat membantu pustakawan dalam penulisan karya ilmiah, pembuatan infografis, hingga produksi video. Peserta tampak antusias ketika menyaksikan hasil terjemahan naskah berbahasa Cina tentang kisah Kerajaan Kertagama dan ekspedisi prajurit Mongol, serta praktik langsung pembuatan konten berbasis AI.
Dengan semakin berkembangnya teknologi AI, perpustakaan kini memiliki peluang besar untuk mengolah koleksi, menyajikan ulang informasi dalam beragam format, menganalisis tren pengguna, hingga melakukan kajian literasi dengan lebih efisien.
Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal bagi pustakawan untuk lebih berani memanfaatkan teknologi, sehingga perpustakaan dapat hadir sebagai ruang belajar yang inovatif, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan zaman.(kontributor SUT/Edit SO-SWT)
