Bogor, 18 Juni 2025 — Ketua Dharma Wanita Persatuan Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (DWP BB PUSTAKA), Farisa Eko Nugroho, mengapresiasi kehadiran rombongan PKK Pokja III Kota Bogor dalam kunjungan literasi ke BB PUSTAKA).
Kunjungan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan keluarga melalui peningkatan literasi dan akses informasi pertanian yang kini tersedia dalam bentuk cetak maupun digital.
"Perpustakaan pertanian kini bisa diakses kapan saja melalui platform digital Pustaka. Ini sangat membantu kader PKK yang memiliki banyak kesibukan agar tetap bisa menggali pengetahuan seputar pertanian dari rumah," ujar Farisa.
Kepala Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Dody Ahdiat, turut menegaskan pentingnya literasi bagi para ibu PKK. Ia mengungkapkan bahwa literasi menjadi kunci dalam meningkatkan wawasan dan keterampilan keluarga.
“Pemda Bogor juga terus berupaya mensinergikan program PKK dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar kegiatan pemberdayaan perempuan semakin terarah dan berdampak luas,” jelas Dody.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Bogor, Yanti Rahim, menekankan pentingnya peran PKK di era digital. Ia menggarisbawahi tugas Pokja III dalam menyosialisasikan pola konsumsi pangan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman).
“Teknologi boleh berkembang, tapi tantangan pangan tetap nyata. Di sinilah peran ibu PKK dibutuhkan untuk menjaga ketahanan pangan keluarga. BB Pustaka punya informasi lengkap dalam bentuk buku, video hingga infografis,” ajak Yanti kepada seluruh kader.
Ketua Pokja III TP PKK Kota Bogor, Indrawaty Wijaya, menjelaskan bahwa program prioritas mereka adalah mewujudkan ketahanan pangan keluarga berbasis potensi lokal. Dengan mengusung prinsip B2SA, mereka mendorong pengolahan makanan sehat dan aman sejak proses menanam hingga penyajian, serta menghindari penggunaan bahan tambahan berbahaya.
Tak hanya itu, mereka juga aktif mengembangkan HATI (Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman) dan TOGA (Tanaman Obat Keluaraga), serta mendorong pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk pertanian urban dan usaha rumah tangga.
Namun demikian, tantangan tak sedikit. Ketua Bidang III TP PKK Kota Bogor, Dyah Ayu Retnowati, memaparkan sejumlah hambatan yang dihadapi kader di lapangan, mulai dari keterbatasan dana, minimnya fasilitas, kurangnya keterlibatan pria dalam kegiatan PKK, hingga rendahnya literasi digital di kalangan kader.
“Karenanya, inovasi menjadi solusi. Baik berupa produk baru, kemasan menarik, hingga sistem informasi dan permainan edukatif yang mampu meningkatkan partisipasi masyarakat,” jelas Dyah.
Kunjungan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara Kementerian Pertanian, dinas, dan masyarakat sipil, seperti PKK mampu menciptakan gerakan nyata dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis literasi.
Diharapkan sinergi ini terus berlanjut dan menginspirasi daerah lain untuk menggali potensi lokal dengan pendekatan berbasis pengetahuan dan teknologi. (Rep. YR/Edit SO-SWT)