
Bogor, 29 Oktober 2025 – Guna memastikan buku-buku yang diterbitkan memiliki mutu dan nilai edukatif tinggi, Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) menggelar Workshop Editing Penerbitan Buku. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mendukung terwujudnya swasembada pangan nasionl.
Kegiatan Workshop ini dilakukan dua hari, 29 Oktober-30 Oktober 2025 dan dihadiri oleh Narasumber Muhammad Fadly Suhendra, M.Hum (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Efik Finilih (LSP Penerbitan Ilmiah Indonesia), dan juga Nashihin Nizhamuddin, M. Sos (Diksi Media Publishing) yang akan memaparkan materinya pada esok hari.
Eni Kustanti, Ketua Kelompok Substansi Penerbitan BB Pustaka dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas pengelola penerbitan khususnya para editor. Ia juga mengatakan melalui penerbitan press, BB Pustaka berkomitmen membina calon editor yang berkompeten dalam penyuntingan naskah sebelum diterbitkan.
Langkah ini juga mendukung kebijakan single account dari Perpustakaan Nasional dalam pengajuan ISBN lingkup Kementan yang kini terpusat melalui akun Pertanian Press. Selain buku, Pertanian press juga mengelola terbitan berkala dan berencana mengembangkan penerbitan media lain seperti video, bulletin, dan majalah sebagai sarana untuk menyebarluaskan pengetahuan.
Pada sesi materi, Narasumber Muhammad Fadly Suhendra dari Badan Riset dan Inovasi Nasional menjelaskan bahwa peran editor tidak hanya memperbaiki kesalahan bahasa, tetapi juga memastikan isi naskah sesuai tujuan, logis, dan mudah dipahami pembaca.
Editor berperan penting dalam menjaga kualitas penerbitan dan membantu penulis menyampaikan gagasannya secara efektif. Melalui pelatihan ini peserta diharapkan memahami teknik penyuntingan mekanis maupun substansial, sehingga mampu menghasilkan karya terbitan yang layak dan berkualitas di lingkungan Kementerian Pertanian, tambahnya
Efik Finilih, narasumber kedua dari LSP Penerbitan Indonesia memapar materinya bahwa sejatinya seorang editor bukan sekedar untuk mencari kesalahan-kesalahan saja, tapi juga termasuk memperbaiki kesalahan saja, tetapi juga termasuk kesalahan dan kelemahan dari naskah agar layak dibaca publik.
Ia juga menambahkan, editor juga dituntut memiliki komunikasi yang baik dengan penulis agar dapat memberikan umpan balik konstruktif, serta kepekaan visual untuk memastikan tata letak (layout) dan tampilan buku nyaman dibaca. Dengan begitu, editor berperan sebagai penghubung antara penulis, penerbit, dan pembaca dalam menghasilkan karya yang berkualitas. (Rep FN/Edit SO)
