Bogor, 24 Juni 2025 – Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) menyelenggarakan kegiatan Virtual Literacy dengan tema “Pengelolaan Usaha Tani Brigade Pangan Menuju Swasembada Pangan”. Kegiatan yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai kalangan, di antaranya Siti Munifah (Sekretaris BPPSDMP), Titis Pury Purboningtyas (Dosen Polbangtan Bogor), mahasiswa Polbangtan, serta petani pelaksana Brigade Pangan.
Dalam sambutan pembuka, Kepala BB Pustaka, Eko Nugroho Dharmo Putro, menegaskan bahwa Program Brigade Pangan bukan sekadar praktik lapangan biasa, melainkan bagian dari perjuangan besar menuju kemandirian dan swasembada pangan nasional. “Mahasiswa Polbangtan memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang hadir langsung di tengah petani, membawa semangat inovasi, pendekatan ilmiah, dan energi muda untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian terus mendorong keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian melalui Program Brigade Pangan. Program ini lahir dari keprihatinan Menteri Pertanian terhadap kondisi ketahanan pangan negara-negara maju, sementara Indonesia memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal.
“Sekitar 28,5% penduduk Indonesia adalah generasi milenial yang membutuhkan lapangan kerja, dan pertanian merupakan sektor yang paling ideal, terutama bagi mereka yang tinggal di pedesaan dan belum memiliki keahlian khusus,” ujar Munifah. Ia menambahkan bahwa hingga tahun 2024, Kementerian Pertanian telah membentuk 1.771 kelompok Brigade Pangan melalui program operasi cetak sawah atau optimalisasi lahan (OPLAH). Program ini terbuka untuk umum dan didukung oleh penyuluh pertanian, Babinsa, serta tim ahli dari kalangan akademisi dan widyaiswara.
Turut hadir sebagai narasumber pada kegiata ini, Titis Pury Purboningtyas dari Polbangtan Bogor. Ia menyoroti pentingnya peran Brigade Pangan dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan. Menurutnya, Brigade Pangan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, indeks pertanaman, serta menjalankan agribisnis kelompok secara mandiri.
“Dengan semangat petani muda dalam Brigade Pangan, kita berharap swasembada pangan di Indonesia dapat tercapai lebih cepat,” ujarnya.
Titis juga menegaskan bahwa Polbangtan Bogor sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Kementerian Pertanian memiliki kewajiban untuk mendukung program pendampingan swasembada pangan.
Dari sisi lapangan, Lara—mahasiswa semester 6 Polbangtan Bogor, berbagi pengalamannya dalam mendampingi Brigade Pangan Berembang Makmur, Muaro Jambi. Ia mengungkapkan masih terdapat kendala, terutama dalam pengelolaan keuangan karena belum memiliki rekening resmi Brigade Pangan. Meski demikian, dari sisi sarana dan prasarana, seperti alsintan (alat dan mesin pertanian), kelompoknya sudah lengkap.
Senada dengan itu, Pak Nanang, salah satu petani pelaksana Brigade Pangan, menyampaikan bahwa ia masih menggunakan metode pencatatan keuangan secara sederhana karena kelompoknya baru memulai pengolahan sawah. Ia mengakui, tantangan yang dihadapi cukup besar karena sebagian besar lahan di sekitarnya sedang dalam masa tanam, sedangkan yang tersisa merupakan lahan berat yang sulit digarap. “Itu menjadi tantangan bagi saya untuk berupaya mendapatkan pinjaman sebagai modal awal,” jelasnya.
Kegiatan Virtual Literacy ini menjadi ruang diskusi strategis antara akademisi, petani, dan mahasiswa dalam memperkuat praktik usaha tani berbasis Brigade Pangan. Diharapkan, kolaborasi ini mampu mempercepat regenerasi petani muda, sekaligus mendorong terwujudnya kemandirian dan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.